Sekilas Tentang Revolusi Mental
Wednesday, August 26, 2015
Add Comment
Revolusi Mental menjadi sering kita dengar beberapa waktu terakhir. Diawali pada pelaksananaan kampanya pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Revolusi mental adalah jargon dan misi dari salah satu pasangan yaitu Joko Widodo – Jusuf Kalla. Selanjutnya dengan kemenangannya tentu Revolusi Mental akan lebih sering terdengar lagi. Entah di Media, di Diskusi Publik, atau menjadi pembahasan dan seruan bersama dari kepala-kepala pemerintahan dari tingkat pusat sampai tingkat desa agar mensukseskan misinya Pak Presiden.
Apa itu Revolusi Mental?
Berdasarkan teori yang saya temukan sebenarnya Konsep Revolusi Mental sudah lama didengung-dengungkan. Tetapi masih kurang tenar dibandingkan sekarang. Revolusi Mental pertama kali diperkenalkan oleh ilmuwan Sosialis Komunis Dunia yaitu Karl Marx. Selain seorang ilmuwan Sosialis Komunis beliau jika Ekonom klasik dengan teori pertumbuhan ekonominya. Mungkin anda-anda yang kuliahnya di Ilmu Ekonomi pernah belajar teori-teorinya pada mata kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi (SPE). Dalam konsepnya Karl Marx tidak mendefinisikan secara jelas. Tetapi Konsep Revolusi Mental ini menekankan pada program Cuci Otak dalam pengembangan faham Sosialis-Komunis dikawasan Eropa yang Kapitalis, karena Agama yang dogmatis dianggap sebagai penghambat dalam pengembangan faham Komunis. Jika benar teori ini maka sungguh sangat menyesatkan jika diimplementasikan pada saat ini. Tentu konsep dulu dan sekarang memiliki perbedaan. Satu Konsep tetapi mungkin beda konteks. Inilah yang kita garisbawahi.
Jika kita bandingkan konsep klasik dan modern, maka revolusi mental yang dimaksudkan sekarang dan sejalan dengan pemerintahan Joko Widodo adalah adanya perubahan dalam waktu singkat tentang cara berpikir, belajar, dan merespons terhadap situasi dan kondisi. Hasilnya adalah adanya perubahan yang positif, besar dan mendasar dari beberapa aspek antara lain Budaya, Ekonomi, dan Institusi Politik.
Kenapa harus ada revolusi mental?
Setelah hampir belasan tahun Indonesia melaksanakan reformasi, sepertinya kurang memberikan dampak yang signifikasi terhadap masyarakatnya sendiri. Masyarakat semakin resah terhadap masa depan negaranya. Kapan Indonesia ini bisa maju seperti negara maju? Kenapa prilaku masyarakat masih ada kurangnya? Kenapa tingkat kriminal meningkat? Kenapa perekonomian masyarakat begini-begini saja? Pengangguran meningkat? Lapangan pekerjaan sedikit? Angka kesejahteraan masyarakat kecil?. Padahal Indonesia telah dipimpin oleh orang-orang hebat dinegaranya. Sebut saja presiden kita dari BJ Habibie, KH Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, hingga Susilo Bambang Yudhoyono. Memang dari beberapa aspek Indonesia mulai menampakkan taringnya. Misalnya dari kekayaan alamnya, orang-orang hebat dan berprestasi, dan perekonomian yang mulai membaik yang ditandai dengan angka pertumbuhan ekonomi. Tetapi yang menikmati positifnya perekonomian adalah bagi pengusaha dan pemodal. Bagaimana dengan masyarakat biasa dan tanpa modal? Hal inilah yang menimbulkan dilema dan ke-galau-an masyarakat tentang masa depan negaranya dan kehidupannya. Hal-hal ini yang sering kita lihat melalui pemberitaan tentang demo, aksi protes atau aksi damai, tumpahan kekecewaan masyarakat di media sosial dan media massa. Inilah mungkin menjadi dasar dari revolusi mental itu sendiri. Presiden kita mungkin sudah awal memikirkannya bagaimana bangsa ini bisa berubah dari segala aspek. Sehingga masalah-masalah pelik tidak selalu menyelimuti negara ini dan tidak habis waktu untuk membahas dan memikirkannya.
Siapakah yang harus di-revolusimental-kan?
Bangsa ini harus di-revolusimental-kan. Tentu yang pertama adalah Top Management negara kita yaitu dimulai dari presiden kita. Beliau harus mencontohkan dan mengajak seluruh bawahannya secara langsung (menteri-menteri) dan masyarakat indonesia untuk menuju Revolusi Mental. Tugas menteri-menteri untuk menyerukan bawahannya untuk mencermintak revolusi mental. Begitu seterusnya hingga tingkat pemerintahan terkecil. Ini dari segi pemerintahannya. Jika kita melihat diri kita sendiri apakah kita bagian dari pemerintahan negara ini? Tidakkah kita juga harus me-revolusimental-kan diri kita. Benar, mulailah membuat dan berbuat diri kita untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik dengan melakukan percepatan-percepatan dalam berpikir, berbuat, dan merespon. Mulai dari individu kita masing dan kita bisa mencontohkan dan mengajak orang-orang disekitar kita, keluarga, teman, dan karib kerabat.
Indonesia menunjukkan revolusi mentalnya melalui mental-mental aparaturnya dan lembaga-lembaga pemerintahaanya negaranya. Dalam implementasinya, Revolusi Mental ini memiliki pondasi awal agar upaya perubahan ini bisa berjalan dan berirama dengan kemajuan negara yang diidam-idamkan oleh kita semua. Inilah yang dikenal dengan 7 Semangat Revolosi Mental, yaitu:
- Indonesia punya pemerintahan yang siap melayani kapanpun dimanapun. Bersih melayani tanpa upeti
- Indonesia adalah bangsa yang mandiri. Tidak bergantung dan didikte oleh luar negeri
- Indonesia adalah teladan dalam hal toleransi dan pembauran, karena perbedaan adalah kekayaan dan kekuatan
- Indonesia harus bisa menggenggam dunia, Bukan hanya orang kota tapi juga warganya di desa
- Indonesia adalah negara yang makmur diatas pondasi ekonomi kerakyatan, bukan ekonomi yang dikuasai oleh segelintir orang
- Indonesia adalah bangsa yang terhormat, tidak bersedia menjadi budak negara lain
- Indonesia adalah bangsa yang membanggakan dan penuh prestasi, Indonesia bukan bangsa yang rendah diri
Semangat berevolusi diatas harus sudah kita mulai dan kita tanamkan dalam kehidupan kita sekarang baik dalam bermasyarakat mau bernegara. 7 semangat diatas sangat memotivasi, mudah diucapkan, sepertinya mudah juga dilaksanakan tetapi terkadang juga susah untuk diteruskan. Berpikirlah positif bahwa perubahan itu pasti ada. Mari kita mulai dan tanamkan semangat tersebut di diri kita dan lingkungan sekitar kita. Terus lakukan percepatan-percepatan. Mari be-revolusi dan jangan ber-evolosi lagi. Menuju Indonesia dengan sejuta perubahan.
0 Response to "Sekilas Tentang Revolusi Mental"
Post a Comment