Di tengah fluktuasi pasokan susu sapi, tekanan harga, dan kebutuhan untuk memperluas akses protein murah dan bergizi bagi jutaan anak dan keluarga di Indonesia, muncul sebuah gagasan yang bagi sebagian orang terasa aneh: mengolah ikan menjadi “susu” — bukan dengan membajak biologi ikan, melainkan dengan mengekstrak dan memproses protein ikan menjadi bubuk minuman yang berfungsi mirip susu. Inisiatif yang dipopulerkan oleh organisasi seperti Berikan Protein Initiative—dengan pusat produksi di Indramayu—mengusung klaim ambisius: mengubah limbah dan hasil laut lokal menjadi produk bernilai tambah yang bisa membantu menutup kekurangan pasokan susu sapi sekaligus menyerap tenaga kerja lokal. Ide ini cepat jadi perdebatan publik: inovasi transformasional atau solusi sementara yang berisiko menimbulkan persoalan kesehatan, budaya, dan pemasaran? Di artikel opini ini saya ingin mengupas gagasan “fish milk” secara seimbang—mengakui potensinya, mengurai tantangan teknis dan sosialnya, ser...