Menjengkal Ujong Pancu
Sunday, August 30, 2015
1 Comment
Banda Aceh sebagai Ibukota dari Provinsi Aceh selalu mempunyai keunggulan dalam pariwisatanya. Banda Aceh dikelilingi oleh Kabupaten Aceh Besar.
Untuk wilayah administrasi pemerintahannya kedua daerah tingkat II ini memang terpisah. Tapi khusus untuk kepariwisataannya sangat tidak bisa dipisahkan.
Wisata Banda Aceh dan Aceh Besar adalah kesatuan. Bagi anda yang mengunjungi Banda Aceh pasti menjejal wisata sejarah, tsunami, syariah, dan tentu wisata pantainya yang hampir sebagian besar terletak di Kabupaten Aceh Besar. Misalnya Pantai Lhok Me, Ujung Batee, Lhoknga, Lampuuk, dan Ujung Pancu. Keseluruhannya terletak di Aceh Besar. Tetapi tetap saja kita menyebutnya itu di Banda Aceh. Wisata tersebut sepertinya satu paket dengan wisata yang ada di Banda Aceh, maka dari itu sangat sulit dipisahkan.
Untuk wilayah administrasi pemerintahannya kedua daerah tingkat II ini memang terpisah. Tapi khusus untuk kepariwisataannya sangat tidak bisa dipisahkan.
Wisata Banda Aceh dan Aceh Besar adalah kesatuan. Bagi anda yang mengunjungi Banda Aceh pasti menjejal wisata sejarah, tsunami, syariah, dan tentu wisata pantainya yang hampir sebagian besar terletak di Kabupaten Aceh Besar. Misalnya Pantai Lhok Me, Ujung Batee, Lhoknga, Lampuuk, dan Ujung Pancu. Keseluruhannya terletak di Aceh Besar. Tetapi tetap saja kita menyebutnya itu di Banda Aceh. Wisata tersebut sepertinya satu paket dengan wisata yang ada di Banda Aceh, maka dari itu sangat sulit dipisahkan.
Salah satu destinasi yang bisa kita kunjungi adalah Pantai Ujong Pancu. Kalau dilihat dari segi eksotiknya, pantai ini masih kalah dengan Pantai Lampuuk, Lhoknga, atau Lhok Mee. Tapi dari itu semua Pantai ini memiliki banyak keunikan dan pembedaan yang tidak kita dapatkan di Pantai Lainnya.
Pantai Ujong Pancu, begitu namanya. Kenapa disebut Ujung Pancu? Yang jelas karena letaknya persis diujung dan seujung-ujungnya Kota Banda Aceh. Jika Sabang dikenal dengan titik Nol Kilometernya Indonesia. Maka Ujung Pancu bisa dikatakan tern Nol Kilometernya Pulau Sumatera. Jadi kalau belum ke Ujung Pancu belum sah kita menjejal Pulau Andalas ini. Kalau Indonesia mempunyai sebutan “Dari Sabang sampai Merauke” maka pulau Sumatera mempunyai sebutan dari “Dari Ujung Pancu sampai Siger”. Siger sendiri adalah Titik Nol Pulau Sumatera untuk bagian selatan tepatnya di Lampung yang ditandai dengan kemegahan Menara Siger. Sayangnya Pemerintah Aceh atau Pemerintah Aceh Besar belum “mengklaim” Ujung Pancu sebagai Ujungnya Pulau Sumatera, minimal juga terdapat Menara layaknya Menara Siger di Lampung. Mudah-mudah sudah dipikirkan dan mulai direalisasikan.
Ujung Pancu terletak di Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar. Jika kita beranjak dari pusat Kota Banda Aceh maka akan memakan jarak tempuh sekitar 20 KM dengan waktu tempuh 25 Menit jika sepeda motor. Jika kita berdiri di seputaran Ulee Lheu maka Pantai Ujung Pancu terlihat paling ujung di sebelah Barat. Untuk menuju kesini baiknya melewati ulee Lheu menuju perkampungan warga dan lurus saja hingga benar-benar sampai ke Ujung. Dalam perjalan kita akan menikmati panorama pantai yang luas, aktifitas nelayan dan jalan-jalan yang banyak “ranjau”. Kawasan ujung pancu ini bersebelahan dengan gugusan Pulau Aceh, Pulau Batee dan Pulau Bunta.
Dari segi History, Ujung Pancu mempunyai banyak cerita dan saksi sejarahnya. Baik yang masih terlihat maupun yang sudah tidak bisa kita saksikan. Dulunya Ujung Pancu merupakan salah satu rangkaian basis kekuatan Kerajaan Aceh yang dikenal dengan segitiga Aceh atau Aceh Lhee Sagoe. Yang terdiri dari kerajaan Indra Puri, Indra Patra dan Indra Purwa. Indra Puri terletak di dekat Lambaro, Indra Patra di Kawasan Krueng Raya dan Indra Purwa terletak di Ujung Pancu. Aceh Lhee Sagoe inilah yang memberi kekuatan dan sangat ditakuti oleh penjajah yang datang dari Selat Malaka. Bukti sejarah tentang kerajaan Indra Purwa beberapa masih bisa dilihat seperti Masjid Indra, walaupun menjadi korban kedahsyatan Tsunami tetapi bukti sejarah masih bisa kita temukan disini. Selanjutnya juga terdapat makam-makam pendahulu letaknya di perairan pantai, dekat Pulau Tuan. Makam ini dapat kita lihat ketika air surut. Juga banyak makam-makam yang sudah tenggelam oleh pasir laut. Demikian Juga dapat kita lihat batu-batu nisan yang sudah ratusan tahun umurnya. Begitu kental sejarah kerajaan Aceh disini. Selain sejarah tentang kerajaan Aceh, Ujung pancu dulunya juga sebagai salah satu Basis dari Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Bisa dikatakan tempat GAM bersembunyi dan latihan, maka tidak heran ketika masa konflik dulu Ujung Pancu menjadi daerah hitam. Artinya sangat beresiko untuk kesini mengingat Aceh masih konflik dan bisa saja terjadi kontak senjata disini. Maka dari itu Ujong Pancu dulunya kurang ter-expose oleh media. Bahkan warga yang notabenenya tinggal di Banda Aceh bisa jadi tidak pernah mendengar Ujung Pancu, atau pernah mendengar tetapi tidak pernah ke Ujung Pancu. Apalagi pendatang-pendatang diluar Banda Aceh.
Untuk Pantainya Ujung Pancu memiliki pantai yang luas, dangkal, dan berpasir hitam. Bisa dikatakan pantai disini kebanyakan “surut” daripada “pasang”. Karena berada diteluk maka otomatis pantainya tidak berombak dan sangking dangkalnya kita bisa berjalan menjauh dari darat dikawasan daratan hingga 30 Meter. Tapi hati-hati ketika tiba-tiba air pasang. Dari kawasan pantai ini akan terlihat jelas pulau kecil yang sangat kesepian, ialah Pulau Tuan. Kenapa dikatakan Pulau Tuan? Bisa saja karena itu pulau pribadi. Konon dulunya pulau itu menyatu dengan daratan Pulau Sumatera. Tetapi kerana kedahsyatan Bencana Tsunami, pulau itu makin menjauh dan benar-benar menjadi pulau yang dikelilingi perairan dangkal disekitarnya.
Pulau Tuan sendiri menjadi destinasi wisata yang mulai diminati. Disini banyak terdapat terumbu karang yang masih alami dan tentu mempunyai nilai jual bagi Pariwisata di Aceh Besar. Untuk menuju kesini kita bisa menyewa boat nelayan dengan membayar Rupiah sesuai dengan kesepatakan. Menaiki boat sekitar 10 Menit, dan jangan lupa untuk membawa peralatan snorkling atau diving untuk menikmatinya.
Apa yang bisa kita lakukan lagi di Ujung Pancu?
Salah satunya memancing. Disini banyak mancing mania yang berasal dari Banda Aceh dan Aceh Besar menjajal hobi memancing.
Karena perairannya yang jernih dan banyak ditumbuhi terumbu karang menjadikan kawasan Ujung Pancu menjadi lokasi memancing. Ikan yang terdapat disini antara lain Ikan Kerapu dan Ikan Karang.
Selanjutnya disini juga terdapat daerah wisata lainnya yaitu Pantai Lhok Mata Ie. Untuk menuju kesini kita harus berjuang mendaki bukit dan mengarungi padang ilalang sekitar 2 Jam. Tepatnya dibalik perbukitan inilah terdapat Pantai Lhok Mata Ie yang keindahannya tiada tara. Lhok Mata ie ini langsung berhadapan dengan Pulau Batee dan Pulau Bunta. Inilah adalah destinasi yang wajib didatangi. Jika fisik kita menjanjikan dan meyakinkan maka silahkan melewati hutan berbukit. Tetapi jika tidak kuat, maka tidak masalah. Kita bisa menyewa boat nelayan untuk melingkar ujung Pulau Sumatera dan akhirnya sampai di Pantai Lhok Mata Ie. Disini kita dapat Camping, Snorkling, dan Memancing.
Selanjutnya di Kawasan Ujung Pancu ini kita juga bisa wisata spiritual. Jika kita berjalan terus di ujung jalan beraspal disini maka disebelah kiri kita menemukan jalan setapak untuk menuju ke Makam salah satu tokoh Agama. Makam siapa? Ini masih kontroversi. Satu pihak menyatakan ini makam Syeh Hamzah Fansuri dan lain pihak menyatakan ini makam Tengku Ujong Di Pancu. Niat kita untuk berziarah maka makam siapapun itu tidak akan dipermasalahkan. Makam disini bisa dikatakan dikeramatkan. Makamnya sendiri memiliki panjang 10 Meter. kita akan menyusuri jalan tangga setapak untuk menuju kesini. Yang menjadi catatan adalah jangan berniat jahat untuk kesini. Jika kita berniat untuk menuju makam ini maka kita akan sampai ke makam. Tetapi jika tidak berniat untuk menuju makam maka kita tidak akan pernah sampai ke makam ini. Poin kedua ini pernah penulis alami. Tata krama dan berprilaku agar sangat dijunjung ketika berada dikawasan keramat ini. Banyak pendatang dari luar daerah yang berdatang secara berombongan untuk berziarah di Makam ini.
Demikian deskripsi singkat tentang Kawasan Ujung Pancu. Jika Anda ke Banda Aceh maka sempatkan untuk ke Ujung Pancu. Tetapi jika Anda orang Banda Aceh belum pernah ke Ujung Pancu maka bersegeralah. Bisa jadi nanti Ujung Pancu menjadi tempat latihan dan persembunyian Gerakan Bersenjata Aceh lainnya. Tentu akan sangat beresiko untuk menuju kesini.
pernah tinggl di sini 4 bulan,penuh kenangan
ReplyDelete