Masjid Tuha Indrapuri, Saksi Bisu Peradaban dan Sejarah Aceh

Minggu sore 6 Juni 2020, masih membicarakan kekayaan sejarah Aceh bersama pakar sejarah. Mulai dari Benteng Durung, Benteng Inoeng Bale, Mercusuar William Torre hingga beberapa benteng lainnya seperti Benteng Indra Patra dan Eks Kerajaan Hindu Budha yaitu Masjid Tuha yang ada di Indrapuri Aceh Besar. Kalau kita buka literasi dahulu aceh terdapat 3 kerajaan besar yang dikenal dengan Aceh Lhee Sagoe, yaitu Indrapatra, Indrapuri, dan Indrapatra. Jika spot sejarah Indrapatra dan Indrapurwa sudah pernah saya jajaki, maka kali ini spot sejarah yang akan kami kunjungi jatuh pada Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, Indonesia.

Daya tarik sejarah yang menjadi saksi bisu adalah Masjid Tuha yang berdiri kokoh. Lokasi ini terletahkdi Kecamatan Indrapuri yang berjarak 24 KM dai Kota Banda Aceh. Sejarahnya seperti ini, Dikutip dari Wikipedia, Masjid Tuha Indrapuri adalah sebuah bangunan bersejarah yang merupakan bekas candi dari kerajaan Hindu Lamuri yang ada sekitar abad 12 Masehi dan merupakan tempat pemujaan sebelum agama Islam bersinar di Aceh. Sejarah singkatnya, saat itu Kerajaan Lamuri berperang dengan pasukan bajak laut dari Cina, dan pada akhirnya, perang dimenangkan oleh Kerajaan Lamuri atas bantuan Meurah Johon (Pangera dari Lingga Gayo), yang kemudian menjadikan Kerajaan Lamuri sebagai penganut Islam. Sehingga tempat ini yang sebelumnya kuil diubah menjadi sebuah masjid.Bangunan masjid ini sendiri berdiri diatas 33,875 Meter persegi dan dengan ketinggian 4,8 Meter diatas permukaan Laut dan berada sekitar 150 Meter dari tepian Sungai Krueng Aceh. Jika kita lihat dari jauh bangunan ini nampak persis seperti Candi dengan mempunya level atau tingkatan sebanyak 3 tingkatan (sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Besar via Wikipedia).


Masjid Tuha dinobatkan memiliki daya tarik yang luar biasa, baik dari segi arsitekturnya juga dari sisi sejarahnya. Arsiteknya sangat tradisional dan merupakan salah satu Masjid tertua di Aceh, bahkan ada yang literasi yang menyebutkan ini merupakan Masjid tertua untuk level Asia Tenggara. 

Jika kita melihat bangunan sejenisnya di Aceh, yaitu Benteng Indrapatra bentuk keduanya hampir saja mirip. Hanya saja yang di Indrapuri sudah dijadikan Masjid sedangkan di Indrapatra masih berupa benteng utuh. Arsitek Masjid Tuha Indrapuri cukup sederhana dengan tiang-tiang kayu yang mendominasi. Untuk bentengya sendiri terbuat dari batu dan tanah liat. Hal ini karena saat itu belum dikenal perekat pasir seperti semen. 

Dikutip dari okenews.com, sejarahnya pada saat pembangunan masjid, Sultan Iskandar Muda memasang 36 tiang penyangga bersama penopang atap. Dari tiang tersebutlah terlihat beragam bentuk ukiran khas masa kerajaan kuno kala itu. Disamping itu bentuk atap masjid ini sangat menyerupai piramida dengan empat atap dari bawah hingga paling pucuk. Atap berbentuk piramida ini merupakan ciri dari masjid tradisional yang ada di Aceh. 

Sesuai dengan laporan pandangan mata yang tidak dilaporkan secara langsung ini, bangunan ini terdiri dari 3 level. Yaitu level 1 langsung dengan tanah yang memiliki tangga untuk menuju level berikutnya, level 2 merupakan semacam teras yang beralaskan rumput hijau dan tangga, selanjutnya level ke 3 yang bagian tengahnya adalah bagian masjid dan sekelilingnya adalah halaman batu dan sebahagiannya halaman batu. Bangunan yang terbuat dari batu ini masih sangat kokoh dan masih terlihat kokoh bagaimana kejayaannya dimasa dahulu. 

Bagian depan masjid, atau yang menghadap ke Barat masih ada halaman rumput dan pohon kelapa yang menjulang tinggi. Ini yang membuat menarik. Walaupun sudah ke tingkatan 3, disini masik terdapat tanah dan rumput yang masih sangat dijaga. Juga terdapat semacam reruntuhan yang kalau kita kaji bisa saja ini bekas bangunan yang telah tidak berbentuk utuh lagi. Sementara sekeliling lainnya masih berupa halaman keras dari paving blok yang tetap memberikan suasana benteng dengan aroma kental Hindu Budhanya. Bagian beton yang sekarang sudah menjadi dinding masjid masih terdapat ukiran khas tempo dulu sehingga nuansa tempat bersejarahnya tak akan hilang. Hal unik disini lainnya yaitu sepenglihatan saya ada 3 jenis sumur atau bak yang bisa menampung air, entah dulu difungsikan untuk apa, apa untuk peribadatan atau untuk penyimpanan air. Ini yang masih belum terjawab. Kita masuki bagian dalam Masjid. interiornya didominasi tiang-tiang pancang secara vertical dan horizontal yang membuat bangunan ini sangat kokoh. Dibagian depannya, disamping mimbar terdapat dinding beton tebal berbentuk seperti tangga kiri kanan, yang bisa saja terbuat dari batu yang kini dijadikan tempat imam berdiri. Bisa saja ini dahulu tempat ritual tertentu. 


Demikianlah sekilas terkait salah satu situs sejarah yang sangat melegenda di Aceh. Keutuhan Masjid Tuha ini wajib terjaga. Terima kasih kepada Pemerintah dan warga sekitar yang telah berusaha mempertahankan. Perawatan situs ini cukup baik, terbukti ada pamflet Dinas Cagar Budaya Aceh yang telah membuat prasasti yang bertuliskan sedikit sejarah tentang bangunan ini. 

Semoga artikel ini bermanfaat.









0 Response to "Masjid Tuha Indrapuri, Saksi Bisu Peradaban dan Sejarah Aceh"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel