Hikmah dibalik Musibah Pandemi Covid-19

Wabah virus corona atau lebih dikenal dengan COVID-19 masih menghantui manusia di seluruh Dunia, termasuk tanah air kita Indonesia. Jika kita ingat, awalnya virus ini ditemukan di Wuhan, China. Menyebar di negara sekitarnya. Kala itu Indonesia masih sangat aman dan belum ada kasus terinfeksi. Tetapi apalah daya kita, namanya juga virus yang mempunyai tingkat penyebaran yang sangat mudah dan cepat. Hingga akhir cerita pada akhir Februari menjelang awal Maret Tahun 2020 akhirnya Indonesia menjadi salah satu negara yang terinfeksi. Penularannya kala itu tertular kepada pasien yang berumur 31 Tahun yang merupakan guru dansa yang melakukan kontak fisik dengan murid dansanya yang merupakan WNA Jepang. Beberapa masyarakat berujar “Ah, kasus terinfeksinya itu kan di Jakarta, Aceh belum ada”. Tapi sesuai dengan apa yang kita sebutkan tadi, akhirnya Provinsi Ujung Barat Indonesia ini juga akhirnya ada salah satu masyarakatnya terinfeksi beberapa bulan kemudian. Inilah awal mula kebijakan baik secara level Nasional dan level Daerah terkait dengan pencegahan penularan, disinilah kita familiar dengan istilah seperti Lockdown, Pembatasan Sosial Berskala Besar, New Normal, physical distancing, work from home, dan lain sebagainya. 

Kenapa COVID-19 ini ditakutkan? Jelas karena penyebaran yang cepat dan penyebab kematian paling tinggi di beberapa negara. Selain masyarakat biasa, juga tenaga medis yang merupakan garda terdepan juga menjadi korbannya. Maka dari itu itu COVID-19 menjadi sesuatu yang “Waw” untuk kita waspadai. 

Jika kita lihat dari kacamata negara, Ini merupakan Bencana. Jika kita lihat dari Kacamata Agama, maka ini merupakan Musibah. Walaupun banyak sekali dampak negatif dari pandemi ini. Tetapi kita harus optimis pasti ada hikmah dibalik semua ini yang bisa kita ambil, kita pelajari, dan kita terapkan terhadap kehidupan kita dimasa mendatang. 

Pada dasarnya COVID-19 tidak memberikan efek penyakit atau hilangnya nyawa bagi semua orang, hanya orang-orang tertentu saja. Tetapi bagi yang tidak sakit merasakan efek korona ini. Terutama ya gaya hidup dan prilaku keseharian baik dalam bekerja, sekolah, ibadah dan lain sebagainya. Apa saja hikmahnya, akan bahas dalam kalimat-kalimat berikut ini. 

Pertama, kita berbicara terkait dengan Dunia Pendidikan. Presiden melalui Kementerian dan Kebijakan Kepala Daerah sepakat untuk mengambil kesimpulan untuk penundaaan belajar tatap muka disekolah yang kemudian diganti dengan Pembelajaran Jarak Jauh, atau belajar online, atau E-Learning. Kegiatan belajar menggunakan jaringan (daring) memberikan tingkat ke-fleksibilitas-an yang tinggi baik bagi pengajar atau siswa. Karena tanpa tatap muka kegiatan belajar mengajar bisa terlaksana dengan baik. Positifnya apa? Dulunya kita berpikir bahwa E-Learning itu sulit sekali dan tidak efektif untuk dilaksanakan. Tetapi dengan kondisi seperti ini, E-Learning terlaksana. Siswa dan Guru bersama-sama belajar, mendalami, dan membiasakan diri dengan teknologi, Wajib melek Teknologi. Pembelajaran dan tugas biasanya diberikan lewat Whatsapp Group dan sesekali ada kelas yang wajib dihadiri melalui aplikasi skype atau zoom meting. Orang tua dapat memonitor dan membantu anaknya dalam belajar yang kebetulan orang tuanya dalam masa Work From Home. Hikmah yang sungguh luar biasa, tetapi ada saja kelemahan dari sistem daring ini yang timbul antara lain, apakah semua siswa atau guru memiliki gadget yang memadai, apakah jaringan tersedia atau “terfasilitasi dengan baik”, tugas yang lebih banyak dari pada biasanya, dan bagaimana dengan pembelajaran praktek? Yang tidak bisa dilaksanakan secara daring. Ah, tak usah dipikirkan sekali kendala itu. Yang penting pembelajaran berjalan baik. Bahkan ada perguruan tinggi yang memfasilitasi mahasiswanya dengan paket internet 8 GB. Lumayanlah, selain untuk belajar juga bisa nonton youtube. Tentunya yang berhubungan dengan pembelajaran, yakin?. 

Masih di Dunia pendidikan, kebijakan yang sungguh luar biasa yang memberikan sebenar-benar hikmah bagi “generasi corona yang millenials” adalah penghapusan Ujian Nasional. Para siswa dipenghujung masa sekolahnya awalnya merasa gundah bagaimana proses ujian dimasa COVID-19 ini. Tapi hal ini sudah diselesaikan oleh Mas yang punya Gojek-gojek yaitu Nadiem Makarim yang membatalkan Ujian Nasional pada Tahun 2020. Semoga siswa yang tamat pada Tahun ini memiliki pengetahuan yang baik, ada dan tiada Ujian Nasional. 

Hikmah yang selanjutnya adalah terkait dengan Dunia Pekerjaan, dimana pekerja pemerintahan atau swasta yang tidak berhubungan dengan produksi atau pelayanan, dapat mengerjakan tugasnya dirumah. Yups, dikenal dengan Work From Home. Pekerjaan rumah berbeda dengan bekerja dirumah, bekerja dirumah dikatakan dengan membawa tugas yang sehari-hari dikerjakan dikantor untuk diselesaikan dirumah. Tentu ini akan memberikan waktu yang fleksibel. Kita bisa bekerja sesuai dengan porsi pekerjaan atau kini bekerja menjadi kegiatan selingan. Ketika telah menyelesaikan urusan rumah seperti belanja, mengurus anak, dan lain sebagainya kita selingi dengan bekerja. Atau sebaliknya. Kalau biasanya bekerja sampai pukul 4 sore, karena Work From Home bekerja dikebut sampai pukul 2 siang saja. Selanjutnya dilanjutkan dengan membuat Dalgona Coffee. Its No Problem. Tetapi, lagi-lagi kendala pasti ditemukan. Terutama terkait dengan fasilitas kerja yang biasanya tersedia di kantor, tidak tersedia dirumah. Katakan saja komputer dengan seluruh aplikasi dan datanya hanya ada di kantor. Dengan bekerja dirumah kita harus menyediakan laptop, mem-back-up data dan tentu jaringan internet untuk membuka email dan mengirim data melalui Whatsapp Web, dan sesekali atasan minta untuk meeting via zoom meting. 

Hikmah selanjutnya adalah dalam sudut pandang lingkungan hidup. Dimana polusi udara hilang dan udara menjadi lebih bersih. Bernafas menjadi lebih bahagia. Hal ini disebabkan karena kendaraan bermotor di Jalan Raya terjadi pengurangan yang signifikan. Polusi dari pabrik juga berkurang karena banyak pabrik yang tidak berproduksi atau mengurangi produksinya pada masa COVID-19 ini. Selain polusi udara, polusi suara dan polusi air juga memberikan dampak yang baik. Suasana menjadi lebih tenang dan saluran air dan sungai menjadi lebih bersih karena tidak ada limbah yang dibuang. 

Hikmah selanjutnya yaitu waktu dengan keluarga menjadi lebih banyak. Biasanya kita bermain bersama anak hanya ketika sore dan malam hari. Tapi pada masa pandemi pagi dan siang haripun kita bersama anak dan keluarga kita. Disaat inilah banyak ide yang bisa dikerjakan bersama keluarga untuk mengisi waktu. Misalnya memasak bersama, membersihkan rumah bersama dan ide cemerlang lainnya. 

Dengan demikian, dengan adanya pandemi yang tidak kita inginkan ternyata memberikan beberapa hikmah yang secara langsung atau tidak langsung dapat kita rasakan. semoga pandemi ini segera berakhir dan kehidupan nomal akan kembali kita rasakan. Bencana tidaklah selalu suram. 

Semoga artikel ini bermanfaat.

0 Response to "Hikmah dibalik Musibah Pandemi Covid-19"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel