BENTENG INONG BALEE DAN PANTAI "JANDA" NYA

Bumi Malahayati seakan tak habis akan sejarahnya yang penuh nilai histrorical dan takkan pernah lekang oleh waktu untuk dibahas, diceritakan, dan ditelusuri sejarah. Kejayaan dan keperkasaan sang Laksamana Malahayati seakan tak terlawankan dengan kedahsyatan gelombang laut dan armada perang penjajah yang mencoba menaklukkan tanah Aceh. Maka dari perjuangan sang Laksamana ini masih beribu sejarah yang dapat ditulis dengan berbagai bukti yang masih dapat kita lihat.
Demikian sepenggal kisah Sang Laksamana Malahati titik kekuasaannya di Kawasan Krueng Raya Kabupaten Aceh Besar.

Salah satu legenda sejarah yang masih melekat dan dapat dilihat sampai sekarang adalah sebuah Benteng yang dikenal dengan Benteng Inong Balee. Letaknya sekitar 500 Meter seberang dari Pelabuhan Malahayati di Desa Lamreh (kawasan Krueng Raya) Kecamatan Mesjid Raya. Kabupaten Aceh Besar. Dengan jarak tempuh sekitar 35 KM dari Kota Banda Aceh. Benteng ini terdapat pada sebuah bukit dengan ketinggian 100 Meter Di atas Permukaan Laut (DPL). Benteng ini langsung menghadap ke lautan. Karena dimakan usia dan alam, benteng yang dulunya besar, tetapi sekarang hanya terlihat sisa sisa reruntuhan berupa tembok yang membujur dan pondasi sepanjang 20 Meter. Disinilah bukti kekuatan sang Laksamana Malahayati. Pada bagian utara-selatan terdapat tembok dengan 4 lubang pengintai sebesar 90 CM dengan lebar 160 CM menghadap ke Selat Malaka. Dulunya 408 tahun yang lalu di Benteng ini terdapat 2000 pasukan lengkap dengan armadanya yang siap menggempur lawan yang belum tau akan dahsyatnya kekuatan perlawanan Aceh. Begitu sekilas tentang benteng dan kekuatan sang Laksamana Malahayati yang sangat tersohor.









Lalu kenapa bisa dikatakan Benteng Inong Balee, bukan Benteng Malahayati (misalnya)?

Disini sisi menariknya. Inong Balee jika kita artikan secara kasar adalah “Janda”. Janda disini lebih dikhususkan ke “Janda” yang ditinggal mati oleh suaminya yang ikut berperang melawan keganasan penjajah. Penamaan Benteng Inong Balee tidak terlepas dari sejarah yang mengatakan bahwa selain tempat berkumpulnya pasukan perang, Benteng ini juga sangat dikhususkan sebagai peninggalan wanita Aceh yang kala itu juga berjuang melawan penjajah. Sehingga lambat laun Benteng yang bersejarah disini disebut dengan Benteng Inong Balee. 


Sejarah Benteng Inong Balee memang sangat menarik dan disini juga yang sangat pantas untuk dinikmati selain sejarahnya tentu juga pantainya. Disini terdapat pantai yang super eksotis dengan air laut yang luar biasa jernih dan dihiasi dengan terumbu karang dan ikan hias laut berbagai macam jenis. Pantai disini disebut dengan Pantai Inong Balee karena memang berada persis di kawasan Benteng Inong Balee, atau secara awam berbahasa dapat juga dikatakan Pantai “Janda”.




Pantai Inong Balee seakan menjadi istimewa dengan beberapa tebing yang berdiri tegak dan gagah diatas riak gelombang pantai yang jernih. Pinggiran pantai dipenuhi dengan pasir putih bersih nan berkilap dan juga terdapat terumbu karang yang sudah mati seakan membuat pinggir pantai menjadi lebih indah. Jika punya peralatan yang memadai kita bisa menikmati indahnya terumbu karang dan ikan dengan cara bersnorkling. Disini juga menjadi pusat mata pencaharian nelayan setempat untuk mencari Lobster berbagai jenis dan ukuran yang dapat dijual kembali baik dalam maupun ke luar negeri dengan harga penawaran sampai dengan ratusan ribu rupiah. 

Pantai yang jernih hijau kebiru-biruan ini seakan memanjangkan pengunjung untuk sekedar foto-foto atau “meramin” bersama keluarga atau kerabat. Jika kita berjalan ke arah utara menyusuri tebing karang maka akan terlihat pulau batu yang juga sangat indah. Pulau ini dikenal dengan Pulau Amat Ramanyang. Siapa Amat Ramanyang?. Ini adalah legenda turun menurun warga yang menyatakan bahwa sebenarnya pulau ini adalah pulau jadi-jadian yang dikarenakan Si Amat Ramanya yang durhaka terhadap Ibunya sehingga terkutuklah dia dan dan Kapalnya menjadi sebuah batu besar dan sekarang tentu menjadi pulau. Legenda ini juga seperti cerita Si Malin Kundang di Sumatera Barat. Kini Pulau Amat Ramayang berdiri kokoh dihiasi dengan Pohon Kelor dibagian atasnya. Sesekali juga menjadi tempat persinggahan nelayan. Jika anda penasaran silahkan untuk sesekali menyeberang ke Pulau ini.






Demikian sepenggal cerita dan keindahan yang tak tergantikan untuk diceritakan di Kawasan Bumi Malahayati. Dengar dan pelajari sejarahnya dan silahkan menikmati keindahan Pantainya. Salam hanyat dari Bumi Malahayati.

3 Responses to "BENTENG INONG BALEE DAN PANTAI "JANDA" NYA"

  1. Para wanita sedianya melahirkan anak,namun kehilangan suami hinnga menjadi janda.kehidupan bagaikan judi,ada yg lahir harus ada yg mati oleh peluru dan gempa memakan tanah.Jaga diri dari nafsu bukan menahan lapar puasa.

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel