Skip to main content

Sekilas tentang MORAL KERJA

Pekerjaan adalah hal mutlak yang harus ada dalam menjalani kehidupan ini. Karena dengan bekerja tentu kita akan bisa menjalani sendi-sendi kehidupan. Bekerja merupakan usaha kita untuk bisa terus bertahan hidup. Bekerja bisa kita lakukan dengan berbagai macam cara. Bisa bekerja pada perusahaan dan pegawai.
Berarti kita bekerja untuk orang lain yang misi pekerjaannya untuk mencapai tujuan-tujuan dari organisasi tempat kita bernaung. Selanjutnya adalah bekerja secara mandiri yaitu entrepreneur/Wirausaha. Jika ini pilihan kita maka kita bekerja untuk diri kita sendiri, dan tentu “You are The Boss”. 

Dalam hal faktor-faktor produksi (SDA, SDM, Modal, Skill) tentu ada satu unsur dari SDM yang sangat penting yaitu Moral Kerja. Dari dua jenis status pekerjaan diatas tentu kita sebagai karyawan/pegawai atau kita sebagai pemilik yang mempunyai pekerjaan tentu moral kerja akan tetap ada. Jika kita sebagai karyawan/pegawai berarti moral kita sebagai pekerja dan atasan kita. Jika kita sebagai wirausahawan yang memiliki karyawan maka moral kerja terdapat di diri kita dan karyawan kita. Moral kerja tentu akan sangat berpengaruh dalam kenyamanan dan keharmonisan kita dalam bekerja.

Secara bahasa, Moral Kerja adalah suasana batiniah pekerja yang mempengaruhi perilaku individu dan perilaku organisasi yang terwujud dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Suasana batin dimaksud adalah perasaan senang tidak senang, bergairah tidak bergairah, dan semangat tidak bersemangat dalam melaksanaan suatu pekerjaan. 

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya moral kerja. Faktor-faktor tersebut adalah:

1. Minat
Pengaruh minat sangat tinggi. Ketika kita berminat dengan suatu jenis dan sifat pekerjaan sesuai dengan jiwa kita. Tentu moral kerja terus meningkat. Begitu sebaliknya.
Solusinya adalah pilihlah pekerjaan sesuai dengan jiwa/hobi kita dan kita adalah “boss” maka tempatkan pekerja kita sesuai dengan minatnya.

2. Upah atau Gaji
Moral tentu erat kaitannya dengan Upah/Gaji. Sudah menjadi keinginan semua orang untuk mendapat Upah/Gaji yang sesuai, layak dan meningkat. Upah/gaji yang tinggi tentu juga akan mempertinggi moral kerja.
Solusinya adalah dapatkan pekerjaan yang sesuai dengan upah/gaji yang kita harapkan dan jika anda adalah “boss” berikanlah, hargailah, dan apresiasikan pekerjaan karyawan anda dengan memberikan Upah/Gaji yang sesuai dan terus meningkat.

3. Jabatan
Jabatan yang dimaksud disini adalah status sosial dalam bekerja. Pekerja yang menduduki suatu jabatan akan memiliki moral kerja dengan karyawan yang tidak memiliki jabatan. Solusinya adalah capailah jabatan yang diinginkan. Selanjutnya jika anda “Boss” maka seleksilah pekerja yang sudah saatnya menduduki suatu jabatan.

4. Tujuan kerja
Yang dimaksudkan disini adalah “apa tujuan kita bekerja?” kalau hanya untuk sekedar mencari “uang masuk” maka moral kerja akan rendah. Tetapi jika tujuan bekerja untuk berkarya, membantu, mengabdi, melayani dengan ikhlas dan sepenuh hati, bahkan rela mengorbankan harta benda bahkan jiwa, maka moral kerja akan meningkat. Ini umumnya dimiliki oleh relawan-relawan dimana mereka bekerja dengan bayaran yang sedikit bahkan tanpa bayaran. Patut diapresiasikan.

5. Suasana kerja 
Yang dimaksudkan disini adalah suasana kerja yang erat kaitannya dengan hubungan antar pekerja yang harmonis dan baik. Hubungan antar pekerja ini baik dengan atasan, bawahan, atau sesama level pekerja. Suasana kerja yang baik tentu bekerja dengan nuansa kekeluargaan, saling membantu, dan minim menggosipkan atasan. Dalam poin ini juga terkait dengan ketidakjelasan tugas dan tanggung jawab pekerja.

Moral kerja tentu akan sangat erat kaitannya dengan produktifitas kerja. Moral kerja meningkat tentu akan meningkatkan produktifitas kerja. Moral kerja ini misalnya terkait kepuasan internal mereka dalam bekerja. Dengan adanya kepuasan internal tentu akan memberikan kepuasan kepada pelanggan dan hasil pekerjaan. Hal lainnya juga terkait dengan kebijakan-kebijakan organisasi. Setidaknya kebijakan organisasi yang dikeluarkan tidak mempengaruhi moral pekerja.

Demikian sekilas tentang moral kerja. Walaupun moral kerja memiliki pengaruh yang kecil terhadap pencapaian tujuan organisasi, tetapi dengan pengaruh yang sedikit ini justu akan meramban ke faktor-faktor produksi lainnya sehingga menghambat dan meminimalkan produktifitas dalam bekerja.

Comments

Popular posts from this blog

ANALISIS FUNGSI PENGAWASAN DALAM MANAJEMEN

Fungsi pengawasan (controlling) merupakan salah satu elemen penting dalam proses manajemen. Dalam siklus manajemen yang terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (leading), dan pengawasan (controlling), pengawasan berperan untuk memastikan bahwa semua aktivitas organisasi berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Fungsi ini bertujuan untuk menjaga keberhasilan operasional serta membantu organisasi dalam mencapai tujuan strategisnya. Artikel ini akan menganalisis lebih dalam fungsi pengawasan, mencakup pengertian, tujuan, jenis, proses, serta tantangan yang sering dihadapi dalam implementasinya. Pengertian Fungsi Pengawasan Pengawasan adalah proses sistematis untuk memantau, mengevaluasi, dan mengarahkan kegiatan agar sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Dalam konteks manajemen, pengawasan mencakup evaluasi kinerja organisasi, tim, maupun individu. George R. Terry mendefinisikan pengawasan sebagai proses menentukan apa yang telah...

PEMIKIRAN YANG DIJADIKAN DASAR FALSAFAH PADA SISTEM EKONOMI KAPITALIS

Ekonomi kapitalis adalah sistem ekonomi yang didasarkan pada kepemilikan pribadi atas alat-alat produksi dan distribusi, serta pada prinsip-prinsip pasar bebas. Dasar falsafah sistem ini dibangun melalui berbagai pemikiran dari sejumlah filsuf dan ekonom, yang berperan besar dalam mengembangkan teori dan praktik kapitalisme.

FUNGSI ZAKAT DALAM SISTEM EKONOMI ISLAM

Zakat adalah salah satu pilar utama dalam Islam yang memiliki fungsi strategis dalam sistem ekonomi Islam. Sebagai instrumen ibadah sekaligus mekanisme distribusi kekayaan, zakat berperan penting dalam menciptakan keadilan sosial, mengurangi kemiskinan, dan mendorong kesejahteraan masyarakat. Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana zakat berfungsi dalam sistem ekonomi Islam, mulai dari pengertiannya, tujuan utamanya, hingga dampaknya dalam masyarakat. Pengertian Zakat Zakat secara etimologis berasal dari kata "zaka" yang berarti suci, tumbuh, dan berkembang. Dalam istilah syariat, zakat adalah sejumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh seorang Muslim yang telah memenuhi syarat tertentu, untuk diberikan kepada golongan tertentu yang berhak menerimanya (mustahik). Zakat mencakup zakat fitrah yang diwajibkan pada bulan Ramadan dan zakat maal yang meliputi berbagai jenis harta seperti emas, perak, hasil pertanian, dan penghasilan lainnya. Tujuan Zakat dalam E...