PERAN GENERASI MILENIAL TERHADAP EKONOMI DIGITAL DI ERA SOCIETY 5.0.


I. Pendahuluan

Generasi milenial memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan ekonomi, berbagai macam peran dapat diimplementasikan salah satunya mengambil peran dalam kegiatan perekonomian. Seiring kemajuan teknologi dan perubahan era ke yang lebih modern tentu terjadi perbedaan baik pola pikir, cara kerja, proses produksi hingga output kegiatan. Dimana generasi milenial yang bisa dikatakan pemuda saat ini sebagai pemeran utama dalam menjadi stakeholder lingkaran ekonomi.
Pemerintah selaku pengambil kebijakan harus mengambil peran penting dalam memberikan ruang dan peran bagi generasi muda dalam kontribusinya terhadap ekonomi digital khususnya dan pertumbuhan ekonomi pada umumnya.

Sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia memiliki jumlah penduduk usia produktif lebih dari 191 juta orang dan sebagian besarnya merupakan Generasi Z, dimana sesuai prediksi Indonesia diperkirakan membutuhkan talenta digital sebanyak 9 juta orang. Dengan kondisi bonus demografi ini menjadi ajang awal menuju Indonesia Emas 2045.


II. Definisi
A. Generasi Milenial
Istilah generasi milenial akhir-akhir ini sering sekali kita dengar baik di media sosial ataupun dalam kegiatan sehari-hari kita. Generasi milenial juga dikenal dengan generasi Y dimana para pakar mendefinisikan rentang umum untuk generasi milenial ini adalah kita orang yang lahir pada rentang waktu 1980 sampai dengan 1990 hingga sampai dengan tahun 2000. Generasi ini kalau kita lihat sekarang banyak sekali menghabiskan waktu dengan internet. Generasi ini menurut para pakar pemerintah harus memberikan perhatian khusus terhadap perilaku dan dampaknya terhadap perkembangan dunia kedepan nantinya. Karena selain mudah terpengaruh generasi ini juga akan memberikan pengaruh yang luar biasa kepada negara atau dunia mulai dari beberapa tahun lalu sampai puluhan tahun kedepan. Selanjutnya ada tambahan bahwasanya generasi inilah yang merasakan transisi dari kehidupan semi modern yang kehidupan modern atau digital yang kita rasakan saat ini.

B. Ekonomi Digital
Selanjutnya kata digital juga sering kita dengar, mungkin kata digital pertama kali kita dengan untuk penyebutan angka yang tertulis dalam bentuk elektronik misalnya angka digital pada kalkulator, atau timbangan digital yang umumnya dalam bentuk jarum atau analog tetapi karena digital sudah ada kemajuan atau kemodernan karena sudah “digital”. Mungkin seperti itu contoh bahasa sehari-harinya. Digital adalah suatu teknologi elektronik yang mampu melakukan penyimpanan, menghasilkan juga memproses berbagai data. Digital ini adalah awal mula era informasi digital atau perkembangan teknologi yang kita semakin modern. Jadi dapat kita simpulkan bahwa digital adalah suatu bentuk modernisasi atau pembaharuan dari penggunaan teknologi yang mana sering dikaitkan dengan hadirnya komputer dan teknologi.

Kemajuan teknologi ini berdampak berbagai bidang, salah satunya adalah bidang ekonomi. Dimana dengan semua kemudahan yang ada bisa berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat. Disinilah muncul istilah ekonomi digital. Sebelum melangkah lebih jauh, apa definisinya? ekonomi digital adalah konsep ekonomi yang menggunakan teknologi digital sebagai kunci dalam proses produksi mulai dari produksi, industri, hingga konsumsi. Semuanya diproses atau menggunakan teknologi digital. Disini terlihat ada perbedaan dari yang dulunya dilakukan secara tradisional kita sudah dilakukan secara modern dan lebih tepat, tepat, dan berguna.

Contoh penerapan ekonomi digital yang paling nyata adalah e-commerce, perbankan. Dimana dalam perkembangannya sangat berdampak terhadap peluang usaha baru, mengurangi tingkat pengangguran, dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

Kita hidup didalam dunia yang dinamis dimana semua cepat berubah tanpa menunggu kesiapan kita untuk berubah. Antara tahun 2024 ini dan 3 tahun belakang saja banyak sekali terjadi perubahan termasuk dalam hal teknologi.

C. Era Society 5.0
Karena ada perubahan cara kerja dan teknologi dan digitalisasi tersebut maka para ahli menyebutnya sebagai era atau kelompok-kelompok ciri masyarakat sesuai dengan masanya. Dimana kini disebut sebagai era society 5.0. dimana kehidupan manusia yang sangat tergantung terhadap teknologi yang pertama sekali di konsep di jepang. Kita telah melalui beberapa era sebelumnya, seperti Society 1.0 yang berfokus pada kemajuan pertanian serta teknologi didalamnya, Society 2.0 yang ditandai oleh revolusi industri, Society 3.0 dengan internet, dan Society 4.0 yang mengintegrasikan kecerdasan buatan dan teknologi canggih. (18/9/2023)

Namun, apa yang membedakan Society 5.0 adalah fokusnya pada kemanusiaan. Ini adalah era dimana teknologi seperti kecerdasan buatan, Internet of Things, dan big data digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan menyelesaikan masalah sosial. Ini adalah perpaduan antara teknologi tinggi dan kepedulian terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Tujuannya adalah mempermudah kehidupan manusia sehari-hari. Prakteknya adalah implementasi Artificial intelligence (AI) yang lebih terintegrasi dengan manusia seperti robot, sensor-sensor pada ruang nyata dan pengendalian seluruh kebutuhan manusia dengan sistem komputer dan digital yang lebih maju dari sebelumnya.

Kesimpulannya adalah Era Society 5.0 centernya adalah manusia, mereka mengambil dan mengakumulasikan data di dunia maya. Kemudian big data itu dianalisis dengan kecerdasan buatan (AI) dan hasilnya untuk keperluan manusia kembali dalam berbagai bentuk.

III. Pembahasan

A. Bonus Demografi Indonesia
Indonesia diperkirakan menuju era bonus demografi yang sudah diperhitungkan berdasarkan hasil sensus Tahun 2020. Sebelumnya, apa yang dimaksud dengan bonus demografi? Bonus demografi adalah kondisi dimana penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar dibandingkan dengan usia non produktif (65 Tahun keatas) dengan proporsi lebih dari 60 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Momentum ini harus dipersiapkan dengan matang khususnya generasi muda yang handal dalam bidang teknologi dan informasi dimana hal tersebut termasuk dalam visi Indonesia Emas 2045. Komposisi penduduk Indonesia berdasarkan umur tahun 2020 ditampilkan pada diagram berikut ini :
Bonus Demografi menjadi kesempatan strategis bagi indonesia dalam menyusun langkah dalam kesejahteraan masyarakatnya. Dimana tugas pemerintah mempersiapkan lapangan pekerjaan yang nanti bisa didominasi oleh pekerjaan digital. Disisi lain persiapan juga harus dimulai oleh generasi milenial saat ini.

Berbicara bonus demografi dan ekonomi digital bisa dilihat dimana pelaku perusahaan start-up, programer, developer application, designer grafis, web developer, dan lain lain. umumnya generasi milenial saat ini. Bekerja di lingkungan digital seperti mau tidak mau karena sudah zamannya seperti ini. Tapi kebanyakan memang generasi milenial hobi atau sangat interest dengan dunia digital dan tidak jarang hobi menjadi pekerjaan yang menghasilkan contoh desain grafis atau animator.

Berdasarkan kutipan dari website kementerian perekonomian dinyatakan bahwa Indonesia memiliki jumlah penduduk usia produktif mencapai lebih dari 191 juta orang dan sebagian besarnya merupakan Generasi Z. Hingga 2030, Indonesia diperkirakan membutuhkan talenta digital sebanyak 9 juta orang. Selama masa pandemi ini ada beberapa sektor yang mengalami peningkatan dalam hal digitalisasi, yaitu di bidang pendidikan (edutech) dan kesehatan (healthtech).

Berdasarkan kutipan diatas bahwa dunia usaha dan dunia kerja di Indonesia tentu sangat didominasi dengan hal digital dan pelaku digital itu sendiri adalah generasi z sekarang dan perlu persiapan serius dari pemerintah jangan sampai kelebihan ini justru menjadi kekurangan dan kendala di masa yang akan datang.

Begitu juga dengan aplikasi e-commerce yang asli punya Indonesia umumnya foundernya adalah generasi milenial. Tidak hanya foundernya tetapi pekerjanya juga hampir rata-rata di kalangan millennial. Ditangan milenialnya inilah ide kreatif dan produktifitas tinggi bisa didapatkan dan digali.

Karena adanya bonus demografi ini maka peran pemuda dan generasi produktif sangat diperlukan untuk mendukung dan mendorong pergerakan menuju era baru karena perkembangan perekonomian menjadi tumpuan penting dengan hadirnya ekonomi digital. Untuk memberikan peran besar dalam ekonomi digital maka generasi muda harus mempelajari dan mengasah kemampuan digitalnya.

B. Pengembangan dan Peningkatan Skill Era Digital

Digital skill adalah kemampuan dan pengetahuan yang berhubungan dengan penggunaan dan pemanfaatan teknologi digital. Dalam era digitalisasi yang semakin maju penting untuk mengembangkan keterampilan digital agar dapat mengikuti perkembangan digital dan mengimplementasikannya secara efektif. Kenapa pengembangan skill ini penting? Karena memberikan keunggulan kompetitif, membuka peluang karir, membantu meningkatkan efisiensi dan serta produktivitas, serta mempermudah menghadapi tantangan teknologi di masa mendatang,

Banyak sekali jenis skill digital yang dipergunakan terutama dalam dunia kerja, diantaranya yaitu literasi digital, komunikasi digital, analisis data, design grafis/multimedia, pengembangan web, pemasaran digital dan keterampilan manajemen proyek. Dalam hal perannya generasi muda dalam era milenial ini maka skill yang paling mendekati adalah pemasaran digital, karena pemasaran digital mencakup berbagai strategi dan teknik untuk mempromosikan produk atau layanan secara online, termasuk SEO, pemasaran media sosial, iklan digital, dan analisis kinerja kampanye. Jenis kemampuan digital ini adalah keterampilan yang penting dalam memperluas jangkauan merek dan mencapai target konsumen secara efektif. Dengan pemasaran digital inilah muncul pelaku usaha baru atau perusahaan startup baru yang tentu nantinya akan banyak menyerap tenaga kerja baru bisa dalam hal tenaga kerja dengan skill digital atau skill non digital.

Dalam meningkatkan skill di era digital ada banyak sekali manfaat yang kita dapatkan diantaranya yaitu meningkatkan daya saing di dunia kerja dan memperluas peluang karier, meningkatkan produktivitas, inovasi, dan siap menghadapi tantangan perubahan teknologi. Dengan adanya manfaat tersebut maka generasi muda telah berperan dan “bergantung” terhadap kemajuan dunia digital dan mau tidak mau generasi muda akan mengasah skill digitalnya dan memperluas wawasannya serta membangun jaringan yang solid agar mudah dalam mendapatkan pekerjaan bagi yang bekerja dengan orang lain, atau mendapatkan tenaga kerja unggul dalam bidang digital bagi mereka yang berniat untuk membuka usaha sendiri.

Berbicara bagaimana caranya generasi muda meningkatkan skill digitalnya? Sejauh ini banyak sekali caranya baik untuk dengan diajarkan atau belajar mandiri. Beberapa metode meningkatkan skill digital yaitu, pertama dengan cara pelatihan dan sertifikasi. Apa beda pelatihan dan sertifikasi? Pelatihan adalah program peningkatan kompetensi secara formal atau informal. Sedangkan sertifikasi adalah program peningkatan secara formal yang tersertifikasi, artinya kompetensinya diakui secara resmi oleh lembaga sertifikasi dan juga melalui proses ujian atau evaluasi yang dengan hasil akhir lulus atau tidak lulus. Jika lulus ujian maka layak diberikan sertifikat yang nanti bisa digunakan untuk melamar pekerjaan dan user pengguna tenaga kerja juga yakin terhadap kompetensinya dan bisa diberikan upah yang layak sesuai kompetensinya. Kedua, kursus online dan belajar mandiri, ini sangat mudah dilakukan tinggal mencari kursus yang diinginkan pada media belajar online atau bisa melalui youtube. Waktu belajar bisa diatur semampu dan sesuai kesempatan kita. Ketiga yaitu praktek dan proyek pengalaman nyata, ini agak sulit dilakukan karena kita harus bekerja di dunia nyata atau bisa melalui program magang. Dengan adanya program ini maka materi akan langsung diprakkan. Tetapi caranya ini ada kelemahannya yaitu kita harus mencari dan mendapatkan tempat magang tersebut sesuai dengan skill digital yang kita ingin pelajari. Keempat yaitu dengan cara Collabs atau kolaborasi dengan SDM yang lebih mahir. Dengan cara ini kita bisa “mencuri” ilmu dan bisa jadi kolaborator juga mendapatkan ilmu dari kita. Saling berbagi ilmu akan membuat ilmu akan semakin bagus apalagi dalam hal ini ada kegiatan saling mengajarkan. kelima yaitu mengikuti perkembangan teknologi dan industri, artinya kita menambah wawasan dengan senantiasa mengupdate informasi apapun yang berhubungan dengan skill sehingga dimana skill digital akan terus berkembang sesuai dengan permintaan zaman dan kebutuhan dunia industri. Karena skill digital sifatnya sangat cepat revolusinya.

Masa depan digital skill tidak akan berhenti maka dari itu harus diperbaharui setiap saat. Seperti apa masa dan mengapa masa depan yang bisa dicapai dengan mengimplementasikan digital skill ini? Pertama yaitu perkembangan teknologi dan industri digital dimana banyak sekali inovasi terbaru seperti AI, Internet of Things (IOT), big data, dan blockchain akan mengubah cara bekerja dan cara berpikir. Dengan inilah cara memanfaatkan teknologi dengan baik. Perkembangan teknologi ini memberikan peran bagi perekonomian mulai dari menciptakan lapangan kerja, menyerap tenaga kerja, memperluas pemasaran produk, dan menambah pendapatan negara dari ekspor dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kedua yaitu digital skill merupakan kemampuan yang sangat dibutuhkan di masa yang akan datang. Bisa jadi di masa depan aktivitas perekonomian masyarakat dilaksanakan hampir 100 persen digital. Selain itu juga kemampuan skill digital juga harus dibarengi dengan adaptabilitas yang tinggi karena iklim digital cepat sekali berubah. Tidak hanya dikalangan pekerja digital juga bagi masyarakat pengguna jasa digital.

C. Era Society 5.0 Peluang Tumbuhnya Ekonomi Digital di Indonesia

Tahun 2020 hingga tahun 2023 ini menjadi tahun take off bagi implementasi ekonomi digital menuju era society 5.0 di Indonesia. Pada tahapan inilah semuanya harus dipersiapkan dan mengkaji peluang serta tantangan kedepannya. Era Society 5.0 adalah era dimana masyarakat mengintegrasikan dunia digital internet dan fisik sebagai solusi sosial dan mencapai kemajuan ekonominya.

Dalam salah satu sumber kutipan, Pelaksana Tugas Deputi Bidang Kordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Kordinator Bidang Perekonomian Ferry Irawan dalam Seminar ‘Pembangunan Ekonomi di Era Society 5.0, Selasa (12/9/2023) mengatakan bahwa “Era Society 5.0 centernya adalah manusia, mereka mengambil dan mengakumulasikan data di dunia maya. Kemudian big data itu dianalisis dengan kecerdasan buatan (AI) dan hasilnya untuk keperluan manusia kembali dalam berbagai bentuk”, selanjutnya beliau juga mengatakan pemanfaatannya diaplikasikan dalam bidang pertanian, kesehatan, pendidikan, mobilitas dan industri manufaktur. Bentuknya bisa berupa otomatisasi pengelolaan air, alat pemeriksaan kesehatan otomatis, penggunaan robot atau AI di industri.

Itulah alur kerja ekonomi digital di era society 5.0 dimana hal tersebut sangat mendukung dengan kondisi indonesia pada status bonus demografi sehingga menjadi modal dasar dalam menuju society 5.0 yang semakin canggih baik dari segi cara berpikir maupun cara kerja. Ini menjadi peluang sekaligus tantangan kedepannya. Dibalik itu ada juga tantangan terkait infrastuktur dan nilai literasi digital yang masih rendah.

Pemanfaatan teknologi digital yang masih dalam Society 5.0 tentu akan berdampak para pertumbuhan perekonomian digital. Indonesia memiliki potensi yang sangat menjanjikan. Kedepannya kehidupan sosial ekonomi masyarakat sangat bergantung dengan ekonomi digital, untuk itu dukungan pemerintah dalam penyiapan SDM digital yang unggul sangat diperlukan.

D. Peluang Ekonomi Digital

Teringat beberapa tahun lalu adanya pandemi covid 19 yang terjadi rentang tahun 2019 sampai dengan tahun 2022, pada kondisi tersebut aktivitas ekonomi bisa dikatakan vacum hingga 30 %. Banyak usaha yang lumpuh total seperti transportasi karena adanya pembatasan sosial atau lockdown, selanjutnya sektor pariwisata juga terkena imbas dahsyatnya. Karena tidak ada transportasi dan penerbangan ke suatu daerah maka tidak ada wisatawan sehingga juga tidak ada pemasukan bagi pelaku usaha sektor tersebut. Termasuk yang paling parah adalah sektor jasa penginapan atau hotel yang memang tidak ada tamu sama sekali selama pandemi covid berlangsung.

Tetapi ada beberapa bisnis justru berkembang pesat di masa pandemi seperti bisnis di sektor kesehatan, dan juga sektor kuliner yang tidak terlalu berpengaruh, karena ada sistem take away, alias bungkus atau makan dirumah. Ini salah satu sektor ekonomi digital yang bisa dikatakan berkembang pesat tidak hanya dimasa covid saja tetapi juga sampai sekarang. Bisnis ini benar-benar membawa dampak bagi masyarakat karena juga peluangnya cukup menjanjikan.

Selain usaha kuliner, pada masa pandemi untuk mall dan pusat perbelanjaan juga banyak yang tutup karena memang ada pembatasan dan juga karena memang tidak ada pengunjung. Karena pada masa itu juga sampai dengan sekarang bisnis online atau belanja online memang menjadi tradisi. Lambat laun mall atau pusat perbelanjaan tidak menjadi tempat belanja offline, tetapi bergeser sedikit mall menjadi tempat makan/kuliner atau tempat mencari hiburan seperti nonton bioskop atau permainan anak. Karena hal inilah maka trend belanja online meledak dan banyak sekali e-commerce baik yang sudah eksis atau yang baru. Sistem belanja online ini memberikan banyak sekali kemudahan mulai dari originalitas barang yang bisa terjamin, adanya diskon, potong harga pada momen tertentu (misalnya pada hari besar) juga tidak kalah penting adalah fasilitas free ongkir yang tentu ini yang menjadi daya tarik tertinggi.

Berangkat dari hal tersebut diatas maka e-commerce sebagai salah satu cabang ekonomi digital saling bersambutan dengan peluang yang ada saat ini. Kemunculan bisnis jual beli online bisa dilakukan siapa saja. Baik sebagai penjual atau naik kelas sebagai penyedia atau develop aplikasinya. Tentu skill digital sangat diperlukan saat itu. Untuk itu lambat laun hal ini mengubah tatanan perekonomian Indonesia yang dulunya trend “belanja offline di pasar” kini menjadi “belanja online di aplikasi”. Hal itu juga dipicu percepatan adopsi teknologi digital terhadap berbagai sendi kehidupan sosial ekonomi masyarakat, termasuk di Indonesia.

Mengutip dari websitenya Kementerian Komunikasi dan Informatika pada salah satu rilisnya menyatakan bahwa “Mengutip Studi dari Google, Temasuk, dan Bain & Co., Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan 41,9% dari total transaksi ekonomi digital ASEAN berasal dari Indonesia. Nilai ekonomi digital Indonesia pada tahun 2020 mencapai USD 44 Miliar yang berarti tumbuh 11% dari tahun 2019 dan berkontribusi sebesar 9,5% terhadap PDB Indonesia”. Ini jelas memberikan gambaran bahwa ekonomi digital telah memberikan dan terus memberikan peluang besar bagi negara dan masyarakat ekonominya”. Berdasarkan rilis diatas jelas memang terjadi kenaikan transaksi digital dimulai tahun 2019 sebagai awal adanya pandemi hingga tahun berikutnya. Hal ini diperkuat dengan lanjutnya pernyataan Airlangga Hartarto bahwa “Nilai transaksi ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai USD 124 Miliar pada tahun 2025. Dari besarnya potensi tersebut, pelaku usaha, ilmuwan, peneliti, pelajar dan seluruh stakeholder pengembangan ekonomi digital diharapkan mampu memanfaatkan peluang untuk mengembangkan digitalisasi lebih luas. Tidak hanya menjadi target pasar asing tetapi juga menjadi pemain yang diperhitungkan di tingkat global”.

Sehingga dari pernyataan diatas bisa kita simpulkan bahwa peluang ekonomi digital Indonesia masih terbuka lebar karena didukung oleh beberapa faktor, yaitu :

Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbesar ke-4 di dunia sehingga dengan penduduk usia produktif 69 hingga 71 persen yang sebagian besar merupakan gen z atau milenial hal ini tentu menjadi sasaran “digital user” dan “digital developer”

Peluang ekonomi digital masih terbuka lebar dimana menjadi kekuatan baru dengan mengimplementasikan Artificial Intelligence (AI), dimana AI merupakan alat untuk mempermudah, mempercepat, dan mensinergikan dari semua stakeholder dalam siklus ekonomi

Tumbuh pesatnya berbagai cabang dari ekonomi digital seperti edutech, healthtech serta didukung dengan munculnya gelombang teknologi baru seperti jaringan 5G, IoT, blockchain, artificial intelligence, dan cloud computing. Dengan ini sudah bisa menjadi faktor pendorong kuat untuk kemajuan ekonomi digital. Apalagi kedepannya diprediksi adanya enabler technology seperti drone dan robot, mobil tanpa awak, 3D printing, artificial intelligence, big data analysis, cloud computing, dan teknologi lainnya.


Dari sisi kebijakan tertinggi, Presiden Joko Widodo telah memberikan arahan dalam transformasi digital Indonesia menuju Visi Indonesia 2045 yang secara tegas menyatakan bahwa kedaulatan dan kemandirian digital harus menjadi prinsip penting dalam transformasi digital.

E. Tantangan Ekonomi Digital

Berbicara tentang ekonomi digital tidak hanya peluangnya saja yang menjanjikan tetapi persiapan dan strategi juga harus dipersiapkan dalam menghadapi tantangan yang akan dihadapi dalam perkembangan dan kemajuan ekonomi digital ini. Apa saja tantangan tersebut ? berdasarkan hasil survei Katadata Insight Center (KIC), Berdasarkan porsi tantangannya, berikut tantangan tersebut :

1. Ancaman keamanan cyber
Hal ini mungkin sangat erat kaitannya dengan keamanan transaksi dan website atau aplikasi yang rawan untuk diretas (hack). Karena ketika aplikasi atau media ekonomi digital terkena serangan maka semuanya akan sangat mudah dirusak dan kembali ke awal.

2. Literasi warga rendah
Hal ini terkait dengan pemahaman masyarakat yang kurang, karena nanti kedepannya ekonomi digital akan mendominasi, tetapi masih banyak juga yang tidak mau berkecimpung dalam kegiatan ekonomi ini

3. Sumber daya manusia
Berbicara sumber daya manusia tentu ini berkaitan dengan skill pelaku ekonomi digital yang masih terbatas. Karena selama ini masih banyak e-commerce yang ternyata pemiliknya adalah bukan warga negara Indonesia. Juga sudah terjadi bahwa aplikasi atau media punya warga Indonesia tidak berkembang dan akhirnya tutup.

4. Infrastruktur terbatas
Berbicara infrastruktur erat sekali dengan kecepatan atau kapasitas layanan internet di Indonesia. Sebesar kencang internet di Indonesia, dan apakah seluruh wilayah sudah menikmati layanan internet, dan apakah semua masyarakat mampu mengeluarkan biaya untuk internet yang cepat tersebut. Ini menjadi tantangan dan kesiapan sendiri dari pemerintah.

5. Ketatnya persaingan pasar
Dalam ekonomi digital banyak sekali pelaku usaha yang sudah mulai terjun ke dunia ini. Hanya pelaku ekonomi digital yang kuat dan penuh inovasi serta memberikan kemudahan yang akan terus berkembang dan bisa menjadi leader untuk usaha atau sektor tertentu.

Dalam hal produk, Berkembangnya e-commerce seolah menjadi keran masuknya produk-produk dari negara lain ke Indonesia dengan mudah. Akibatnya, produk-produk lokal pun jika tidak berkembang akan tergerus oleh produk dari negara lain yang cenderung dijual dengan harga terjangkau.

6. Kurangnya dukungan regulasi
Disini perlu adanya regulasi dan dasar hukum yang perlu dirancang untuk mengikuti perkembangan zaman. Hukum klasik yang menyebutkan bahwa hukum selalu berjalan tertatih-tatih mengejar perkembangan zaman mungkin akan berlaku jika aturan main mengenai digital ekonomi di Indonesia tidak ditangani dengan optimal. Menanggapi hal ini, pemerintah pun dengan sigap membuat peraturan perundang-undangan yang mengatur jalannya perekonomian digital nasional. Maka bisa jadi kedepannya ada UU tentang Ekonomi Digital Nasional sehingga semua regulasi tertata dengan baik melalui kebijakan ini.

7. Tantangan lainnya
Tantangan lainnya ini bisa meliputi kurangnya kesadaran masyarakat atau awareness terhadap produk atau media digital, sehingga tidak mudah untuk digunakan, biaya pembangunan aplikasi atau cost of built yang tinggi sehingga tidak banyak pelaku yang ingin mencapai sektor ekonomi digital ini. Selanjutnya bisa menimbulkan ketimpangan sosial, Mengancam kehilangan pekerjaan, dan banyak plagiat atau menjiplak karya, media, usaha ekonomi digital orang lain.

Itulah tantangan yang satu persatu sudah mulai kelihatan dan disinilah peran pemerintah untuk mencicil dan menyelesaikan tantangan tersebut agar generasi milenial siap untuk mengimplementasikan ekonomi digital ini.


IV. Penutup

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan serta sub tema yang telah kita bahas diatas, maka ada beberapa kesimpulan yang dapat kita ambil yaitu :
1. Generasi milenial memegang peranan penting dalam perkembangan dan pertumbuhan ekonomi salah satunya melalui ekonomi digital
2. Ekonomi digital menjadi sektor yang sangat penting dalam karena sesuai perkembangan zaman dan perkembangan pesat dalam hal teknologi dan informasi
3. Era Society 5.0 adalah era dimana teknologi seperti kecerdasan buatan, Internet of Things, dan big data digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan menyelesaikan masalah sosial. Ini adalah perpaduan antara teknologi tinggi dan kepedulian terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Tujuannya adalah mempermudah kehidupan manusia sehari-hari.
4. Generasi milenial sangat berperan terhadap ekonomi digital karena pada tahun ini dan beberapa tahun ke depan Indonesia berada dalam status “Bonus Demografi”. Bonus demografi adalah kondisi dimana penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar dibandingkan dengan usia non produktif (65 Tahun keatas) dengan proporsi lebih dari 60 persen dari total jumlah penduduk Indonesia.
5. Digital skill adalah kemampuan dan pengetahuan yang berhubungan dengan penggunaan dan pemanfaatan teknologi digital. Dimana digital skill menjadi arwah penting dalam implementasi ekonomi digital pada era society 5.0 ini. Banyak sekali jenis skill digital yang dipergunakan terutama dalam dunia kerja, diantaranya yaitu literasi digital, komunikasi digital, analisis data, design grafis/multimedia, pengembangan web, pemasaran digital dan keterampilan manajemen proyek. Dari semua skill digital ini memiliki manfaatnya tersendiri dan semuanya ini memiliki cara khusus untuk meningkat digital skill tersebut.
6. Pemanfaatan teknologi digital yang masih dalam Society 5.0 tentu akan berdampak para pertumbuhan perekonomian digital. pemanfaatannya diaplikasikan dalam bidang pertanian, kesehatan, pendidikan, mobilitas dan industri manufaktur. Bentuknya bisa berupa otomatisasi pengelolaan air, alat pemeriksaan kesehatan otomatis, penggunaan robot atau AI di industri.
7. Peluang dalam ekonomi digital dimulai pesat ketika terjadi pandemi covid tahun 2019 hingga 2022 dimana belanja online atau e-commerce tumbuh dan berkembang sejalan dengan kebutuhan masyarakat yang butuh terhadap pelayanan jual beli tetapi karena adanya pembatasan sosial maka ini menjadi sesuatu yang sangat vital. Pandemi covid membawa berkah tersendiri terhadap perkembangan dunia ekonomi digital termasuk dalam sektor healthtech dan edutech. Peluang ekonomi digital akan terus berkembangan sejalan dengan era society 5.0 dimana dukungan dalam hal jaringan 5G, IoT, blockchain, artificial intelligence, dan cloud computing.
8. Tantangan, 
Selain peluang tantangan implementasi ekonomi digital juga harus dihadapi sekarang atau nanti kedepannya. Tantangan tersebut yaitu Ancaman keamanan cyber, Literasi warga rendah, Sumber daya manusia, Infrastruktur terbatas, Ketatnya persaingan pasar, Kurang dukung regulasi, serta tantangan lainnya.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, dan berdasarkan referensi yang telah kita kaji bersama, maka saya sebagai penulis memberikan beberapa saran yang mungkin saja bisa diambil dan menjadi pedoman atau referensi untuk digunakan seperlunya. Saran adalah sebagai berikut :
1. Bagi masyarakat terutama generasi milenial sudah bisa memulai dengan meningkatkan skill digital dan awareness terhadap literasi digital. Apapun profesi dan latar belakang pendidikan walaupun tidak ada hubungan dengan digital tetapi mau tidak mau kedepannya kita akan selalu berhubungan dengan dunia digital, minimal sebagai digital user dalam ekonomi digital.
2. Bagi pemerintah agar mendorong dan memberikan ruang sebesar-besarnya kepada generasi milenial untuk bergerak dan berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dengan memberikan peningkatan kompetensi dan skill digital secara umum dan skill ekonomi digital secara khusus.
3. Dalam hal perencanaan, baik jangka pendek, menengah, dan panjang sudah bisa dimasukkan ke dalam dokumen perencanaan agar ekonomi digital Indonesia mempunyai arah yang jelas dan dimasukkan dalam visi dan misi arah pembangunan nasional termasuk persiapan pada Indonesia Emas 2045.
4. Kebijakan pemerintah sudah diperlukan. Jika sudah ada bisa disesuaikan dengan perkembangan era society 5.0 dan jika belum ada bisa dipersiapkan Undang-undang atau peraturan lainnya terkait dengan Ekonomi Digital Indonesia yang membahas khusus kebijakan penting ekonomi Indonesia yang sudah mengarah ke digitalisasi.
5. Peluang dalam ekonomi digital menjadi keunggulan dan pondasi utama dalam pembangunan ekonomi digital Indonesia. Selanjutnya tantangan menjadi dasar pemerintah dalam mengambil peran utama dalam pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dengan memanfaat sumber daya manusia unggul Indonesia

– semoga bermanfaat –

Referensi :
  1. https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/3913/generasi-muda-yang-berkualitas-tinggi-berperan-penting-dalam-pertumbuhan-ekonomi-di-era-society-50
  2. https://toffeedev.com/blog/business-and-marketing/digital-skill-adalah/
  3. https://www.kominfo.go.id/content/detail/38025/manfaatkan-peluang-ekonomi-digital-menko-perekonomian-jadi-pemain-bukan-target-pasar/0/berita
  4. https://ekon.go.id/publikasi/detail/3433/menko-airlangga-pengembangan-ekonomi-digital-di-indonesia-tidak-hanya-target-pasar-tapi-harus-jadi-pemain-global
  5. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/04/14/inilah-sejumlah-tantangan-indonesia-dalam-menghadapi-era-ekonomi-digital-apa-saja
  6. https://investindonesia.go.id/id/artikel-investasi/detail/5-tantangan-digital-ekonomi-di-indonesia
  7. https://www.rri.co.id/bisnis/355918/era-society-5-0-peluang-pertumbuhan-ekonomi-digital-indonesia

0 Response to "PERAN GENERASI MILENIAL TERHADAP EKONOMI DIGITAL DI ERA SOCIETY 5.0."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel